Pendahuluan
Daerah Aliran Sungai (Watershed), yang banyak dikenal dengan istilah DAS pada dasarnya merupakan suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau laut secara alami, yang batas daratnya merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh oleh aktivitas daratan. Perubahan tata guna lahan daerah aliran sungai memberikan pengaruh cukup dominan terhadap debit banjir (Jayadi 2000). Karena dengan adanya alih fungsi lahan resapan air semakin berkurang, dan hal ini sangat perlu diperhatikan.
DAS
Air sungai berasal dari hujan yang masuk kedalam alur sungai berupa aliran permukaan, aliran air dibawah permukaan, aliran air bawah tanah dan butir-butir hujan yang langsung jatuh kedalam alur sungai. Debit aliran sungai akan naik setelah terjadi hujan yang cukup, kemudian akan turun kembali setelah hujan selesai. Secara umum gambaran naik dan turunnya debit sungai setelah hujan dapat digolongkan kedalam beberapa tipe:
Tipe0: setelah terjadi hujan tidak terjadi kenaikan aliran sungai, debit sungai terus berkurang. Intensitas hujan lebih besar dari kapasitas infiltrasi.Jumlah air infiltrasi lebih kekurangan kandungan air tanah dan tidak ada penambahan air bawah tanah. Maka tidak terjadi kenaikan debit sungai dan debit sungai menurun terus.
Tipe1: intensitas hujan lebih kecil dari kapasitas infiltrasi dan tidak terjadi aliran permukaan. Jumlah air infiltrasi lebih besar dari pada kekurangan air tanah dan oleh karenanya terjadi penambahan air bawah tanah, diikuti oleh meningkatnya aliran sungai atau memperlambat penurunan debit sungai. Kenaikan debit disebabkan oleh air hujan yang jatuh langsung di dalam alur sungai.
Tipe2: intensitas hujan melebihi kapasitas infiltrasi dan aliran permukaan terjadi, tetapi jumlah infiltrasi kurang dari kekurangan air tanah sehingga tidak terjadi penambahan aliran air bawah tanah. Penurunan air bawah tanah terus, debit aliran air sungai naik dengan cepat oleh aliran permukaan.
Tipe3: intensitas hujan melebihi kapasitas infiltrasi dan aliran permukaan terjadi. Jumlah air infiltrasi melebihi kekurangan air tanah sehingga terjadi penambahan ketinggian permukaan air bawah tanah.

Fungsi DAS antar lain sebagai transmisi air, menyangga hujan puncak, melepas air secara perlahan, mempertahankan kualitas air, dan mengurangi kehilangan massa tanah. Perubahan sifat tanah pada daerah sepandan sungai maupun daerah resapan menjadi kawasan terbangun atau budidaya dapat menimbulkan debit sungai naik. Ini disebabkan adanya kapasitas infiltrasi berkurang dan terjadi aliran permukaan yang membawa material-material tanah ke dalam sungai kemudian mengendap.
Alih fungsi lahan pada kawasan konservasi menjadi kawasan terbangun dapat menimbulkan banjir, tanah longsor dan kekeringan. Banjir merupakan aliran atau genangan air yang menimbulkan kerugian ekonomi bahkan dapat menyebabkan kehilangan jiwa (Asdak, 1995). Aliran atau genangan air ini dapat terjadi karena adanya luapan-luapan pada daerah di kanan atau kiri sungai akibat alur sungai tidak memiliki kapasitas yang cukup bagi debit aliran yang lewat. Hal tersebut terjadi karena pada musim penghujan air yang jatuh pada daerah tangkapan air (cacthments area) tidak banyak yang dapat meresap kedalam tanah melainkan lebih banyak melimpas sebagi debit air sungai. Jika debit sungai ini terlalu besar dan melebihi kapasitas tampang sungai, maka akan menyebabkan banjir bahkan dapat menyebabkan longsor pada daerah sekitar tebing sungai. 
Peningkatan debit banjir juga dapat berdampak pada kegagalan bangunan pengendali banjir (waduk, bendung, tanggul, saluran drainase, dll). Hal ini disebabkan karena bangunan pengendali banjir tidak mampu menahan beban akibat debit banjir yang telah mengalami peningkatan akibat perubahan tata guna lahan. Oleh karena itu, untuk mengatasi peningkatan debit aliran sungai perlu dilakukan konservasi tanah dan air serta pengelolaan DAS.
Pengelolaan DAS adalah upaya manusia di dalam mengendalikan hubungan timbal balik antara sumberdaya alam dengan manusia di dalam DAS dan segala aktifitasnya, dengan tujuan membina kelestarian dan keserasian ekosistem serta meningkatkan manfaat sumberdaya alam bagi manusia secara berkelanjutan. Pengelolaan DAS dan konservasi tanah dan air merupakan “alat” untuk tercapainya pembangunan sumberdaya air dan tanah yang berkelanjutan. 
Pengelolaan DAS
Pengelolaan DAS dapat dilakukan dengan cara manajemen yang tepat pada lingkungan sungai, yaitu perencanaan peruntukan lahan daerah sepandan sungai yang dilakukan bersama dinas atau instansi terkait menyusun penetapan garis sempadan dan rencana peruntukan lahan daerah sempadan sungai sesuai dengan Rencana detail Tata Ruang Daerah dalam rangka pengamatan fungsi sungai, pengendalian penggunaan lahan sepandan sungai yaitu dengan melakukan pengendalian dan penertiban penggunaan lahan di daerah sempadan sungai bersama dinas atau instansi terkait, dan pelestarian biota air dengan cara mengupayakan peningktan kondisi sungai yang kondusif untuk pertumbuhan biota air.
Dengan adanya pengelolaan, perencanaan yang tepat dan berkelanjutan, diharapkan dapat mengatasi naiknya debit air sungai walaupun intensitas curah hujan besar dengan waktu yang lama. 
Kesimpulan 
Alih fungsi lahan dapat menyebabkan peningkatan debit aliran sungai pada DAS. Peningkatan debit air secara umum digolongkan beberapa tipe antara lain tipe0, tipe1, tipe2, dan tipe3 dengan membandingkan intensitas hujan yang turun, infiltrasi dan aliran permukaan. Untuk mengatasi peningkatan debit aliran sungai dilakukan manajemen lingkungan sungai dalam pengelolaan DAS secara terpadu.
Daftar Pustaka
Arsyad, Sitanala. 1989. Konservasi Tanah dan Air. IPB. Bandung 
Susanto, Hery Awan dan Suroso.2006. Pengaruh Perubahan Tata Guna Lahan Terhadap Debit Banjir Daerah Aliran Sungai Banjaran (On-line).http://jurnalsipiluph.files. wordpress.com/2006/12/vol3-no2-naskah_3.pdf diakses 25 Maret 2010.
Tiara, Mohamad Dion. 2009.Pengelolaan Daerah Aliran Sungai : ”Kajian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai yang Terintegrasi Antara Konsep Dan Realisasi. (On-line).http://diondalampenelitian.blogspot.com/2009/01/pengelolaan-daerah- aliran- sungai-kajian.html diakses 25 Maret 2010.

0 komentar:

Posting Komentar